Wednesday, October 31, 2012

VANS



Pada tanggal 16 Maret, 1966 di 704 E. Broadway, di Anaheim, California, Paul Van Doren dan tiga mitra membuka toko pertama mereka. Van Doren Rubber Company adalah unik karena sepatu diproduksi dan dijual secara langsung kepada masyarakat. Pada pagi pertama, 12 pelanggan membeli sepatu Vans dek, yang sekarang dikenal sebagai Authentic. Sepatu yang dibuat hari itu siap untuk pick-up di sore hari.

Sepatu ini keluar segera setelah Caballero melihat tanda tangan pertama dan tanda tangan sepatu skate pertama kali dirilis di Amerika, Cab, sedang dipotong setengah ke atas pertengahan oleh skaters jalanan. Dia memutuskan untuk mencobanya untuk dirinya sendiri, dan dalam beberapa bulan, ia pergi ke Vans ke lapangan ide untuk versi pertengahan atas sepatunya. Hal ini menyebabkan lahirnya gaya, Vans 33 atau Half Cab.
Authentic adalah klasik asli renda-up sepatu skate ini menampilkan tanda tangan vans wafel konstruksi bawah. Sepatu ini telah tetap setia pada akar dan belum berubah sejak tahun 1966 asal-usulnya. Sekarang telah menjadi klasik untuk kesempatan kasual. Kanvas bagian atasnya dalam banyak warna dan gaya dengan telapak divulkanisir asli.Sepatu ini memang nggak keliatan seperti sepatu skate , tapi sepatu ini sangat banyak dipakai oleh anak muda jaman sekarang untuk jalan ke mall kalo nggak percaya pergi aja sana ke PIM liatin sepatunya
Sepatu skate ini kembali menciptakan Vans klasik terlihat dengan bahan baru dan gaya. TNTs van ringan, nyaman, dan skateable. Mereka bukan sepatu skate teknologi paling tinggi di pasar, tapi bukan itu tujuan mereka – mereka memberikan uang muka kecil bagi seorang yang sudah mapan, sepatu skateboard terbukti.
Vans boot Chukka datang dengan Suede atas untuk memakai tahan lama lama.Fleksibel tunggal untuk berjalan mudah. Sempurna untuk bersantai-kenyamanan di sekitar. Sepatu Vans yang ini emang jarang kelihatan , namanya Vans chukka boots . tapi sepatu model kaya gini lumayan juga kalo di pakai buat jalan.

Friday, October 26, 2012

HOMERIBS

Buat kalian penggemar ribs(iga) saya punya rekomendasi tempat makan ribs rasa bintang lima harga kaki lima. Label "murah-meriah" ini perlu saya cantumkan di awal tulisan ini, agar, setidaknya, harapan kita pun jangan berlebihan bila berminat datang ke tempat ini. Sudah sering saya katakan, bahwa kita harus fair ketika menilai tempat makan yang kita kunjungi. Steak seharga Rp 50 ribu, misalnya, jangan pernah dibandingkan dengan steak yang harganya Rp 300 ribu. Sekalipun namanya sama, yaitu steak, apresiasi kita harus disesuaikan dengan kualitas bahannya. Tidak adil bila kita hanya bersedia membayar murah, tetapi mengharapkan kualitas yang tidak mungkin dicapai dengan harga serendah itu.

HomeRibs adalah sebuah rumah makan kecil yang sederhana. Ruang makan di bagian depannya hanya cukup untuk sekitar 8-10 orang duduk di satu meja panjang. Gayanya sangat rumahan. Pemiliknya, Ibu Ratih, mendatangi setiap tamu dengan senyum lebar dan mencatat pesanan.

Semua menu yang disajikan HomeRibs diberi nama. Juliette adalah iga sapi bakar dengan saus lada hitam. Jeannette adalah iga sapi bakar dengan saus jamur. Edith adalah iga bakar dengan saus barbeque. Sedangkan Simone adalah sup iga sapi. Ada juga si Marie Claire alias iga sapi bakar dengan bumbu rendang. Keunikan Marie-Claire ini membuat saya langsung berminat untuk memesannya.

Uniknya lagi, semua menu iga di rumah makan ini dibandrol dengan harga yang sama, yaitu Rp 37.500. Semua iga memakai bahan Australian Prime Ribs. Ada juga yang lebih mahal, Rp 80.000, dengan bahan Wagyu.

Semua hidangan disajikan dengan pilihan nasi atau kentang goreng atau kentang ongklok (mashed potato) dan tumisan mixed vegetables (bulir jagung, wortel, dan buncis). Porsinya cukup sopan. Artinya: porsi ini terlalu kecil bagi mereka yang sedang berselera makan besar, tetapi pas bagi mereka yang memang sedang jaim sekaligus jaga lingkar pinggang.

Harum rendang datang mendahului kehadiran sajian yang saya pesan. Penampilannya menunjukkan saus rendang yang belum mencapai taraf karamelisasi. Warnanya masih kuning kecoklatan, dengan santan kental yang masih menampakkan kelembabannya. Masih pada taraf kalio alias rendang setengah matang. Pedasnya sedang, sehingga anak-anak pun dapat menyantap hidangan ini. Kualitas bumbu rendangnya cukup baik dengan citarasa gurih yang cukup intens.

Daging iga yang sudah direbus lama dengan bumbu rendang telah mencapai keempukan yang bagus, sekalipun masih menyisakan tekstur serat-serat daging ketika digilas dengan geligi kita. Untuk iga panggang seharga Rp 37.5000, kita sungguh tidak boleh komplen mendapat kualitas dan porsi seperti ini. Upaya Bu Ratih menghadirkan sajian seperti ini bagi anak-anak muda harus dihargai. Nanti bila mereka sudah punya penghasilan lebih baik, mereka boleh “naik kelas” ke kelas steak yang lebih tinggi.

Selain iga bakar, HomeRibs juga menyajikan berbagai menu lain seperti lasagna dan burrito. Ada juga nasi goreng dengan daging iga yang diberi nama Martine.

Mau poffertjes gratis? Silakan tweet foto Anda ketika bersantap di HomeRibs. Tunjukkan tweet itu kepada Bu Ratih yang akan langsung menyajikan poffertjes gratis untuk Anda. Pencuci mulut ini sebetulnya dibandrol dengan harga Rp 10 ribu, harga yang sama untuk desserts yang lain, yaitu: pancake dan pudding.

Uniknya lagi, HomeRibs ini juga menyediakan layanan antar untuk radius 5 kilometer. Jadi kalian penggemar Ribs tidak perlu lagi khawatir lagi jika kalian sibuk dengan aktifitas sehari-hari cukup telefon,order,dan tunggu orderan anda di tempat anda masing-masing.


HomeRibs
Ribs, Juice & Shakes
Jl. Cipete Raya 3A
Jakarta Selatan
021 60778938




.